Tiga bulan lalu aku tak perlu khawatir, tiga bulan lalu aku tak perlu takut karena ada orang tuaku di sisihku. Namun, telah kurang lebih 100 hari ini aku sendiri, aku takut, dan aku telah berproses hidup jauh dari kedua orang tuaku. Aku ternyata hebat. Aku ternyata kuat, dan aku ternyata bisa. Tak terasa, selama 100 hari ini aku telah banyak belajar hal-hal baru. Sesuatu yang selama ini aku khawatirkan, aku takutkan telah sanggup aku lewati Bersama teman-temanku.
100 hari telah berlalu, hidupku telah berbeda. Aku harus berproses dan tidak tergantung pada orang tuaku. Aku harus berani berproses, Bersama teman-teman baruku aku tidak perlu takut. Mereka kini adalah keluargaku.
Hembusan angin dari laut Utara Jawa tidak berhasil mengalahkan panasnya suasana di hari itu. Meskipun begitu, acara tetap harus dilaksanakan sesuai rencana yang telah disiapkan. Suasana acara demi acara yang tercipta membuat semua tamu undangan sekejap melupakan panasnya hari ini. Bertemu dengan wajah baru dan mengenal teman baru menambah pengalaman berharga di hari itu. Ilmu yang disampaikan seakan membekas dan menjadi bekal untuk menjadi pemimpin dan generasi muda yang berguna bagi bangsa dan negara.
Pagi yang cerah, semangat mengawali hari dengan upacara bendera. Nasioalisme tergugah, semangat perjuangan bergelora seiring dengan peringatan hari Kesaktian Pancasila dan hari Batik Nasional, mengalir menjadi satu dalam nadi menjadi semangat perjuangan dalam FA Cup.
BEDONO.BRAK! BRAK! BRAK! Derap kemerdekaan mengguncang medan pertempuran. Jalan Magelang-Ambarawa menjadi saksi bisu pergerakan garis pertahanan di sepanjang rel kereta api dan tembakan meriam yang menghujani kota Ambarawa. Bedono menjadi garis persembunyian para pasukan TKR. Jambu dijadikan garis pertahanan terkuat dan berhasil menahan gerakan musuh.
Kamis (17/8) Peringatan HUT ke-78 RI diadakan di berbagai tempat, khususnya di Kecamatan Jambu. Pada kesempatan ini, paskibra dari SMA Sedes Sapientiae Bedono ikut memeriahkan pada pengibaran bendera dan juga penurunan bendera pada sore harinya.
Pada upacara yang diadakan di lapangan Genting ini, diikuti dari pihak pemerintahan kecamatan, lurah, pemuda karang taruna, dan dari instansi Pendidikan, seperti SD, SMP, dan SMA. Selain itu juga dihadiri dari para penggiat seni tradisional yang turut mengikuti kegiatan upacara tersebut. Sedangkan siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono sendiri terbagi menjadi 3 pasukan. Pasukan pertama mengikuti upacara di lapangan desa Bedono, pasukan kedua mengikuti upacara pengibaran di lapangan Genting, sedangkan pasukan ketiga mengikuti aubade di lapangan Genting. Selain sebagai peserta upacara, siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono juga mendapat kesempatan untuk bertugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) baik yang di lapangan desa Bedono maupun yang di lapangan Genting. Paskibra dari SMA Sedes Sapientiae Bedono telah melalui tahap seleksi dan pelatihan selama lebih kurang 1 bulan untuk upacara peringatan HUT ke-78 RI di hari ini.
Upacara HUT ke-78 RI ini sungguh menjadi momen yang penting bagi seluruh siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono. Berdiri dengan khidmat, mengheningkan cipta sesaat adalah sebuah penghormatan besar bagi para pejuang bangsa ini. Semangat nasionalisme dan cinta tanah air akan semakin diperkuat, dan mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan negara ini. SMA Sedes Sapientiae Bedono terus meningkatkan dan lestarikan warisan para tokoh perjuangan, untuk menjadikan Indonesia bangsa yang maju, berdaulat, adil, dan makmur. (Lidya_Jurnalis of Sedes Sapientiae)