Generasi Pramuka Masa Kini, Harapan Bangsa di Masa Depan
17 August 2025

BEDONO. Kamis (14/8) dalam rangka memperingati Hari Pramuka ke-65, SMA Sedes Sapientiae Bedono mengadakan upacara yang diselenggarakan di lapangan sekolah. Seluruh siswa-siswi mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII mengenakan seragam pramuka lengkap yang memancarkan semangat kebersamaan dan kedisiplinan.
Upacara dimulai pada pukul 06.45 WIB dengan bapak Puji Ristianto sebagai pembina upacara dan dipimpin oleh Yohanes Wisanggeni Dwi Putra. Dalam amanatnya, Pak Puji Ristanto menegaskan bahwa generasi muda saat ini merupakan aset penting yang akan menentukan arah masa depan bangsa. Beliau juga memberikan amanat mengenai cita-cita anak bangsa yang kini menjadi tujuan awal para siswa-siswi.
Rangkaian upacara berjalan dengan khidmat, dimulai dari pengibaran Bendara Merah Putih oleh Patrisia Ina Wulandari, Imanuel Penantian, dan Nathania Karissa Lie, kemudian pembacaan Tri Satya oleh Karunia Natali, dan pembacaan Dasa Darma Pramuka oleh Vania Kay Utari Lenore, hingga menyanyikan lagu hymne Pramuka, Syukur, dan Mars Sedes. Seluruh peserta mengikuti jalannya upacara dengan tertib dan penuh semangat.
Acara ditutup dengan pembacaan doa bersama, yang dipimpin oleh salah satu anggota PRASESA. Momen ini menjadi pengingat bahwa semangat dan nilai-nilai pramuka harus terus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, agar generasi pramuka masa kini benar-benar menjadi harapan bangsa di masa depan. Hari Pramuka mengajarkan kita bahwa cinta tanah air dimulai dari langkah kecil yang penuh disiplin dan tanggung jawab. Selamat Hari Pramuka ke-64! Tumbuhlah menjadi tunas muda yang berani dan berbakti.
Journalist of Sedes Sapientiae
Catarina Widya Shelly Cristiyanadi/ Kelas XII

Sebuah perayaan ganda yang sarat makna dan sukacita digelar dalam rangka memperingati Pesta St. Fransiskus Assisi. Suasananya yang begitu khidmat bercampur haru dan gembira menyelimuti perayaan Pesta St. Fransiskus Assisi yang diselenggarakan dalam bingkai tema liturgi Missa pro custodia creationis (Misa untuk Pemeliharaan Ciptaan).
Angin malam menyapu dahan dan ranting-ranting meniupkan persahabatan. Menambah beku menusuk dinding-dinding kain sintetis yang mulai mengembun. Empat hari tiga malam aku bergelut dengan alam yang penuh makna. Ada kebersamaan, persaudaraan, dan pelajaran hidup yang menguatkan.
Langit pagi itu begitu cerah. Namun angin di Selatan menggelayut awan. Aku pikir hari akan hujan di Jogja. Untungnya, hanya gerimis yang mengiringi langkah kami di sela-sela perjalanan refleksi ini. Tentunya, dalam perjalanan ini ada kebersamaan dan keakraban yang kami pungut.

